Azizah Al-Almani Asal Jerman Ingin Tahu Forsilam Jogja

1. Hari ini (17/3/14) saya berjumpa dengan Ibu Azizah, nama aslinya Claudia Seise. Ibu satu anak dan asli berkebangsaan Jerman ini tertarik untuk mengetahui jauh lebih detail tentang Pondok Pesantren Assalam Sumatera Selatan beserta para alumninya.

2. Dari alumni Pondok Pesantren Assalam yang tersebar di berbagai belahan dunia, beliau sangat tertarik dengan Forsilam Cabang Yogyakarta.
3. Ketertarikannya tersebut atas dasar untuk menunjang penelitian disertasinya (S3).


4. Sabtu lalu kita sepakat bertemu di sore hari ini. Pertemuan di Masjid Kampus Ulil Albab UII, terasa tidak cukup nyaman untuk memulai perbincangan. Akhirnya saya ajak beliau untuk dapat berbincang di Perpustakaan Pusat UII. 
5. Pertanyaan-pertanyaan pun disampaikan layaknya ngobrol santai biasa. Dari berbagai pertanyaan, tidak banyak yang saya ingat. Semoga yang saya tulis dapat mewakilinya.
6.  “Apa tujuan didirikan Forsilam?” tanya Ibu Azizah. Sepontan jawaban itu pun saya jawab. “Dari banyaknya tujuan yang ada, pada dasarnya Forsilam punya dua tujuan, yaitu (1) Menjaga tali silaturahim antar alumni Assalam dengan Pondok Pesantren Assalam yang tetap mengaplikasikan nilai-nilai pesantren (2) Berkiprah pada sosial kemasyarakatan. 
7. “Sejak kapan Forsilam didirikan?” tanyanya kembali. Jawabku “untuk nama Forsilam sendiri didirikan sejak tahun 2004, dimana sebelumnya bernama IKAPAMY yang muncul sejak tahun 2001”.
8. “Dalam Forsilam sendiri, antar anggota hubungannya seperti keluarga atau teman-teman biasa?” tanyanya lagi. Jawabku spontan “seperti keluarga”.
9. Sempat juga Bu Azizah bertanya “landasan ataupun yang bisa dikatakan akhlakul karimah itu bagaimana?”. Sambil agak berbenah posisi duduk, saya jawab “ landasan untuk dapat berakhlakul karimah adalah Al-Qur’an dan As-sunnah”. Sebelumnya bu Azizah bertanya kepada pribadi saya sendiri selaku alumni Pondok Pesantren Assalam tentang pandangan “Alumni Assalam” pada output Pondok Pesantren Assalam . Yang pada saat itu saya jawab “Pondok Pesantren Assalam membentuk generasi yang berakhlakul karimah”.
10. Sejak sekitar pukul 15.30 WIB hingga 16.45 WIB terlalui. Bu Azizah pun meng-off kan alat rekamannya. Setelah off, banyak juga yang kita bicarakan.
11. Keinginan bu Azizah untuk dapat ikut dalam agenda Forsilam pun beliau lontarkan. Dan justru dalam perbincangan itu, saya berinisiatif agar hasil dari pada disertasinya dipersentasikan kepada Forsilam agar lebih akurat dan tepat. Namun, beliau menyampaikan bahwan masih lama untuk menyelesaikan itu. Sambil berbincang kita menuju Masjid Kampus Ulil Albab.
12. Sesampai di depan Masjid Kampus UII dan sambil menunggu taksi, inisiatif saya muncul kembali untuk dapat menjadikan beliau pembicara di acara Forsilam, dengan tema “seputar Islam di Jerman”. Beliau pun menyanggupi, tinggal tunggu kesiapan teman-teman Forsilam. You are ready?
13. Sebelum akhirnya taksi tiba dan berpamitan pulang, bu Azizah pun menyampaikan akan agendanya di ISI Yogyakarta sebagai pembicara tentang “hijab” seingat saya. Agendanya pada Sabtu, 22 Maret 2013. Saya tanya jam berapa, dijawabnya “nanti di sms kan untuk detailnya”. Tunggu kabar selajutnya.

Salam
Mahmud Basuki, ST

[Tulisan diselesaikan pukul 18.56 WIB 17 Maret 2014]
Sumber foto: deplu.go.id
 
 

Komentar

Postingan Populer