memaknai kemerdekaan

sebelumnya kami ucapkan selamat ber-17-an ria, sambil menikmati lomba-lomba yang disediakan panitia dikampungnya masing-masing. ada lomba makan krupuk, lomba balap karung, atau juga lomba memasukkan jarum kedalam botol. setelah itu, mari kita coba merenung sejenak, sebenarnya apakah memang itu yang dikehendaki dari peristiwa ulang tahun hari kemerdekaan ini? coba diandai-andaikan, seandainya para pahlawan yang telah bersusah payah memperjuangkan kemerdekaan dari penjajah itu kembali dihidupkan untuk melihat apa yang dilakukan oleh anak cucu mereka untuk mengenang jasa mereka, kira-kira apa yang akan dikatakan oleh para pahlawan itu? banggakah mereka? setujukah mereka dengan perbuatan anak cucu mereka itu? atau justru malah sebaliknya, merasa menyesal telah memperjuangkan kemerdekaan negeri ini. mereka sedih karena hari-hari perjuangan pra kemerdekaan sekarang diisi dengan kegiatan-kegiatan yang munkar. ambil contoh saja pesta musik yang melibatkan artis-artis ternama. tidak jarang diantara para artis itu yang memakai baju tapi telanjang, asap rokok dimana-mana, bisa dipastikan ada botol minuman keras yang tertinggal seusai acara. kita belum bicara nasionalisme disini, cuma sebatas moral dan etika menghormati jasa para pahlawan itu. belum lekang di ingatan kita ucapan seorang tokoh dinegeri ini: "bangsa yang besar adalah bangsa yang mampu menghargai jasa para pahlawannya". ah, sudahlah. toh 17 agustus sudah berlalu. sambil berharap semoga perayaan tahun depan lebih bermakna, kita coba sambut datangnya bulan Ramadhan dengan kemerdekaan sesungguhnya. kemerdekaan dari menghamba kepada makhluk tentunya telah kita lewati bersama, dan semoga kita juga menjadi manusia merdeka dari godaan nafsyu syaithan yang akan selalu menggoda kita. karena inilah jihad kita untuk merdeka pada saat ini. "kita akan memasuki jihad yang lebih besar" kata Rosul mulia, yaitu "jihad melawan hawa nafsu. wallohu 'alam bisshowab.

Komentar

Postingan Populer